B.
Menjelaskan kembali teks ulasan
Setelah
mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan maksud teks ulasan
yang telah dibaca beserta kelebihan ataupun kekurangannya, baik lisan ataupun
secara tertulis.
Perhatikanlah
teks ulasan berikut.
Judul :
“Beth”
Bintang :
Inne Febriyanti, El Manik, Lola Amaria, Reny Djajusman, Saut Sitompul
Sutradara :
Aria Kusumadewa
Produser :
Aria Kusumadewa, Nurul Arifin, Inne Febriyanti, dan Rio Kondo
Skenario :
Nana J. Mulyana
Fotografi :
Enggong Supardi
Produksi :
PT. Sinemata
Durasi :
85 menit
“Adakah
kata-kata sehat yang keluar dari mulut orang gila?” Ini pertanyaan sederhana.
Namun, layaknya pertanyaan sederhana, yang ini pun membutuhkan jawaban yang
rumit. Celakanya, jawaban dari pertanyaan inilah yang akan menentukan persepsi penonton terhadap Beth, film terbaru
garapan sutradara muda Aria Kusumadewa.
Mereka
yang memilih jawaban positif, dengan sendirinya akan mencerna Beth sebagai
sebuah film alternative yang kaya makna. Sebaliknya, bagi pemilih jawaban
negative, tak lagi perlu memaksakan diri untuk menikmatinya. Hal ini karena
dari awal hingga akhir,Beth hanya mengambil satu setting. Kehidupan di suatu
rumah sakit jiwa.
Inti
cerita film “Beth” berkisah cinta yang tragis antara Beth atau Elizabeth (Inne
Febriyanti), dan Pesta (Bucek), sebagai dua anak manusia yang hidup dalam
lingkungan sosial yang berbeda. Tak direstui oleh orang tua Beth yang jenderal.
Kehidupan asmara Beth-Pesta pun berakhir mengenaskan. Pesta masuk penjara
karena tertangkap ketika mengonsumsi narkoba. Beth jadi gila lantaran tak kuat
menanggung deritanya. Lebih tragis lagi, keduanya dipertemukan kembali di Rumah
Sakit Jiwa Manusia.
Akan
tetapi, kisah cinta Beth-Pesta hanyalah bingkai semata. Inti film “Beth” yang sebenarnya tentang
sejumlah karakter yang kemudian muncul dalam kehidupan para penghuni rumah
sakit jiwa itu. Di sana ada penyair gila yang kerjanya hanya menulis dan
membaca puisi. Ada politikus gila akibat obsesinya untuk menduduki kepresidenan
tak pernah tercapai.
Di rumah
sakit tersebut ada juga seorang peramal yang terpaksa mengabdi karena ia tak
diterima masyarakat lantaran pernah di rawat di rumah sakit jiwa itu. Ada pula
pasien yang gila justru lantaran terobsesi jadi dokter jiwa. Tingkah para
professional gila yang dirangkai dalam acting yang kemudian melahirkan sejumlah
pesan moral Aria.
Melalui
tokoh Beth, Aria ingin menawarkan pandangan baru lewat suatu ‘kerajaan’ yang
dibangunnya. Bukan di dunia waras tidak pula di dunia gila, tetapi di antara
keduanya. “Melalui film ini saya hanya ingin mengungkap realitas dalam ekspresi
yang jujur. Tak lebih dari itu,” kata Aria.
Menurutnya,
seperti juga dunia waras, kehidupan di dunia gila juga memiliki logika sendiri.
Itu sebabnya ada orang gila yang ternyata berpikiran justru lebih logis
ketimbang orang sehat. “sebaliknya, banyak juga orang yang mengaku sehat,
tetapi berperilaku tak lebih baik dari orang gila,” tambah Aria.
Bagaimana
pun keadaannya, film “Beth” merupakan ungkapan semangat pemberontakan Aria pada
sesuatu yang mapan. Dari sana Aria ingin memberi isyarat bahwa sudah waktunya
kita mengkritisi idiom-idiom sesat yang kini terlanjur hidup dalam masyarakat
kita. Jelasnya, memandang hidup secara lebih jujur adalah sebuah kebutuhan
mendesak.
Tentang
pesan moral ini, pengamat kesenian Afrizal Malna mengatakan, tak dapat
tertangkap dengan jelas di film “Beth”. Semua karakter dimainkan bagus dengan
porsi yang sama sehingga tak terlihat adanya penonjolan karakter tertentu,
“katanya.
Ia
justru melihat “Beth” sebagai gambaran kian sempitnya ruang di masyarakat yang
patut dijadikan tempat manusia untuk berkreasi satu-satunya ruang yang tersisa
bagi Aria adalah Rumah Sakit Jiwa. “Tapi, soal apakah ini pilihan yang paling
tepat, tentu tetap perlu dipertanyakan,”katanya.
Meskipun
demikian, semua itu bersifat multitafsir. Film “Beth” tampak istimewa karena
pendekatan Aria yang unik dibanding sineas lain. Nurul Arifin melihat film karya Aria ini tak ubahnya suatu
realitas yang didekati dengan cara yang berkebalikan dari pendekatan yang
dilakukan Garin Nugroho dalam karya-karyanya. “Beda dengan karya-karya Garin
yang menggambarkan realitas sosial yang selalu dari sisi kehidupan yang
manis-manis, Aria lebih suka mendekatinya dari sisi-sisi yang lebih pahit,
“kata Nurul. “itu sebabnya semangat Aria ii perlu didukung penuh.” (Republika)
Teks
tersebut menjelaskan film “Beth”. Film itu berkisah tentang cinta tragis antara
Beth dengan Pesta, sebagai dua manusia yang hidup dalam lingkungan sosial
berbeda. Teks itu menjelaskan bahwa latar film tersebut terjadi di rumah sakit
jiwa. Film itu pun mengungkapkan semangat pemberontakan. Semua karakter tokoh
di dalamnya dimainkan bagus dengan porsi yang sama sehingga tidak terlihat
adanya penonjolan karakter tertentu.
Itulah
beberapa hal yang dapat kita ceritakan kembali setelah membaca teks tersebut.
Aspek yang kita ceritakan itu berupa penambahan pengetahuan dan pemahaman kita
tentang film “Beth” baik itu tentang isi dan kualitas keseluruhannya. Dengan
membaca teks semacam itu, kita pun diajak untuk bersikap menghargai dan selalu
kritis ketika memahami suatu karya.
Untuk mengetahui pemahaman kita dalam materi
ini, Bapak akan memberikan tugas kepada kalian untuk soal di bawah ini. Selamat
mengerjakan !
Berilah
tanda (V) pada jawaban yang menurut anda benar !
Kalimat |
Sesuai |
Tidak sesuai |
a.
Film
“Beth” merupakan film alternative yang kaya makna |
|
|
b.
Dari awal
hingga akhir, beth hanya mengambil satu setting: kehidupan di suatu rumah
sakit jiwa |
|
|
c.
Film
“Beth” bercerita tentang kisah cinta yang tragis antara Beth dengan Pesta |
|
|
d.
Beth jadi
gila lantaran tak kuat menanggung derita akibat aborsi paksa |
|
|
e.
Beth
merupakan gambaran tentang kian sempitnya ruang di masyarakat yang patut
dijadikan tempat untuk berkreasi |
|
|
Adapun prosedur dalam mengerjakan tugas
tersebut … ada baiknya kalian membaca terlebih dahulu peraturanya sebagai
berikut :
1. Kerjakan tugas dengan jujur dan bertanggung
jawab di rumah masing-masing
2. Kirimkan catatan
dan tugas kalian berupa lembar jawaban (jangan lupa tulis nama di lembar
jawabannya) dalam bentuk JPEG(foto), pdf juga boleh …
serta foto kalian sedang mengerjakan tugas tersebut (bisa meminta orang tua
atau saudara di rumah untuk fotoin kalian belajar) melalui email amrolanibelaras@gmail.com
3.
Paling lambat Bapak tunggu tanggal 14 Februari 2021.
Cukup sampai di sini dulu pertemuan kita kali
ini anak-anak… selamat mengerjakan … dan jangan lupa … untuk tetap stay at home
ya …
0 Comments