Bapak-bapak
... Ibu-ibu ... malam nanti kita tidak apel ... Jadi, mulai sore bapak/ibu bisa
izin untuk liburan ...
Uyeess
....
Senangnya
mendengar informasi itu way ... ingin kuteriakkan ... merdekaaaaaa ... hheee
Pulang
dari latihan upacara bendera dan apel, kami para pangeran angkatan 33 ...
merencanakan sebuah misi ... yang aku sebut proxy
war ... wkwkwk ... karena banyak isu-isu miring yang sedang berkembang di asrama
yang sangat menarik untuk disaksikan. Karena isu-isu telah menyebar ...
akhirnya membuat kami pangeran angkatan 33 untuk membahasnya di luar asrama
sambil jalan-jalan malam. Tapi pambahasan ini cukup pangerannya aja yang tahu
... para bidadari tak bersayap angkatan 33 sangat dilarang untuk mengetahuinya
... pokoknya ... RUMPI SECRET-SECRET ...
Malam
itu, selesai makan malam ... kami para pangeran pergi jalan-jalan ke Bukitinggi
untuk membebaskan sedikit otak dari segala isinya. Dengan modal aplikasi grab
... kami memesan mobil untuk pergi ke sana. Mengingat dan menimbang kantong
celana yang mulai menipis, kami yang berjumlah 8 orang, sepakat untuk memesan
satu mobil saja. Bisa bayangkan way ... kondisi di dalam mobil kayak mana ... belum
lagi pangeran-pangeran yang memiliki badan yang berlebih ... memakan tempat dan
kursi ... tau kan way ... bisalah yekan berimajinasi sendiri ... nanti kalau
aku sebutkan di sini ... bisa-bisa aku kena sidang di kamar 339 oleh hakim dan
jaksa penuntut umum. Huaaaaa ...
Setelah
melalui perjalanan yang penuh dengan kemacetan ... sampailah kami di bukittinggi,
tepatnya di tempat wisata jam gadang. Dengan wajah yang sumringah ... kami
menikmati liburan kecil kami di sana. Eh ... ternyata dan ternyata ... kami
bertemu dengan beberapa bidadari tak bersayap Latsar Angkatan 33. Kita
rahasiakan ajalah ya identitasnya ... karena dikhawatirkan akan terjadi proxy war yang lebih mengerikan lagi way
... daripada-daripada yekan way ... lebih baik kita sembunyikan sahaja
identitasnya. Lalu, kami mengabadikan momen yang sangat sayang untuk dilewatkan
untuk berfoto bersama. Cekrak ... cekrek ... satu ... dua ... bangka ... senyum
... gaya bebas ... gaya kupu-kupu ... yep ... sesi berfoto selesai. Lalu kami
melanjutkan untuk mencari angin di sekitar sana. Rupanya mantap juga way ...
jalan-jalan malam di sana sambil bercengkrama ria. Namun sayang way ... rupanya
waktu tidak pengertian ... dia terus berputar dan tidak mau berhenti ...
padahal dan padahal ... kami kan masih mau lama-lama di sini ... tapi ...
ahsyudahlah ... ikutin aja alur ceritanya nanti. Tapi sebelum kami pulang ...
kami menyempatkan diri untuk membeli belanjaan di sana. Ada yang membeli baju
untuk dipakai liburan besok ... ada juga yang membeli baju untuk istrinya ...
luar biasa bapak satu ini ... satu kata untuk bapak ini ... amazing ... Sekitar pukul 22.00 kami
pulang. Lebih kurang pukul 22.30 kami sampai di asrama dan mengistirahatkan
diri untuk melanjutkan liburan esok hari.
Minggu
pagi, para penghuni asrama pada sibuk untuk menyiapkan keperluan untuk
jalan-jalan. Harap maklumlah way ... karena ini liburan perdana dalam skala
nasional ... karena seluruh angkatan , 31, 32, dan 33 ikut berpatisipasi dalam
kegiatan ini. Sesuai dengan rencana, kami berangkat sekitar pukul 09.00 pagi.
Bus mini dan mobil angkot rupanya sudah stand
by di jalan menuju gerbang asrama. Setelah mengurusi izin, konsumsi dan
tetek bengeknya yang memakan waktu cukup lama ... akhirnya kami berangkat ke
lokasi wisata tujuan. Let’s go way
...
Wisata
pertama yang kami kunjungi adalah Lembah Harau. Obyek wisata ini berada di Kecamatan
Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Keindahan alamnya
sudah terasa di daerah sekitar wisata ini sehingga aku tak lupa untuk
mengabadikan momen seru ini dari dalam mobil. Oh ya, untuk memasuki wisata
ini,di pintu gerbang, kita diwajibkan membayar 5 ribu per orang. Berhubung kami
memakai mobil, jadi kami diwajibkan membayar 50 ribu per mobil. Duaar ...
sampailah kami di lokasi tujuan wisata. Uwow ... emang tidak salah way ...
tempat wisatanya benar-benar recommended
banget. Nuansa keindahan alam dan objek wisata buatannya benar-benar menyatu.
Di tempat ini, kita bisa menikmati beragam obyek wisata, di antara obyek wisata
yang kami kunjungi tadi yaitu naik perahu mengelilingi sungai yang cukup
panjang. Untuk naik perahu ini, kita harus merogoh kocek sebesar 10 ribu/orang.
Lalu, ada lagi destinasi wisata ala Korea-Korea gitu. Di sana, kita bisa
memakai baju khas korea dengan menyewa bajunya sebesar 20 ribu/orang. Tanpa
babibu ... para bidadari tak bersayap langsung ke sana. Tau sendirilah yekan
... wanita-wanita sekarang sangat tergila-gila dengan sesuatu yang berbau Korea.
Apalagi melihat oppa-oppanya ... para wanita sudah kayak cacing kepanasan ...
hmzzz ... sebagai lelaki lokal ... aku merasa sedih ... takut tidak laku way
... hhaaa ... lupakan sahaja ...
Setelah
itu, kami melanjutkan ke destinasi wisata berikutnya yaitu kampung Eropa. Nah,
di sini kita bisa melihat berbagai macam rumah dari beberapa negara di Eropa. Di
sana kita bisa melihat indahnya warna-warni dari rumah dan ornamen yang melekat
dari negara-negara kawasan sana, misalnya kincir angin, menara eiffel, dan lain
sebagainya. Berhubung waktu yang tidak mengizinkan kami berlama-lama di sana
...karena masih ada obyek wisata lain yang lokasinya berbeda dan memakan waktu
yang cukup lama, jadinya kami hanya berfoto dari luar kampung Eropa tersebut.
Jadilah ye way ... daripada tidak sama sekali. Hhee ... Untuk memasuki obyek
wisata ini, kita dikenakan tarif sebesar 20 ribu/orang.
Obyek
wisata terakhir yang kami kunjungi yaitu Ikan Sakti Sungai Janiah. Lokasi obyek
wisata ini terletak di kecamatan baso, kabupaten agam. Obyek wisata ini tepat
berada di belakang mesjid Darul Amal. Dari segi bentuk, ikan ini sama seperti
ikan-ikan lainnya. Hanya saja ikan ini memiliki sesuatu yang membuatnya berbeda
dengan ikan yang lain yaitu legendanya. Menurut kepercayaan masyarakat
setempat, dulunya ada anak yang hilang dan tidak pernah ditemukan. Nah, di lain
sisi, di daerah sana ada sebuah tempat yang sebelumnya tidak ada ikannya ...
namun tiba-tiba ada ikannya. Karena keanehan inilah, masyarakat di sana percaya
bahwasanya anak yang hilang tersebut menjelma menjadi seekor ikan. Maka dari
itu, masyarakat di sana tidak ada yang berani untuk memakan ikan di sungai
janiah karena akibatnya bisa membuat hidup menjadi menderita dan mendapat
berbagai macam penyakit sampai ajal menjemput. Untung ye way ... rumahku tidak
berada di lokasi obyek wisata ini. Kalau tidak ... berbahaya way ... aku bisa
khilaf untuk mengambilnya karena ikannya banyak dan besar-besar. Hhhee ...
Itulah
cerita kami way, mengisi akhir pekan yang bahagia ini. Banyak pengalaman dan
cerita yang kami ukir di sini. Pokoknya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata
... hhee ... So ... bagaimana way ... apakah kalian berminat untuk berkunjung
ke sana juga ... kalau iya ... aku tunggu cerita dari kalian ya way ... sampai
berjumpa kembali way ... dadaaaaa ....
Baso,
01 September 2019
Malam minggu di wisata jam gadang, Bukittinggi
Kegabutan sebelum berangkat
om ... telolet om ...
Makan siang bersama di obyek wisata Lembah Harau
MERASA wanita korea ...
Obyek wisata kedua kami ... Ikan sakti sungai janiah
2 Comments
kompak banget sampai sewa angkot dan bus yaa....
ReplyDeletekami kemaren ga ada yang minat jalan-jalan. cuma yang dari nias aja yg jalan ke harau.
orang pku udh bosan ke sumbar :(
Kayaknya kami Pantang anggurin wisata yg kren2... Walaupun udah ada yg prnah ksna... Pkoknya... Gas teros travelling ya... Hhee
ReplyDelete