SEMPOLET
Minggu
pagi yang cerah, kami mengadakan acara makan bersama guru-guru dan juga
teman-teman di desa ini. Rencana sudah disusun dengan rapi dalam beberapa hari
yang lalu. Sangat disayangkan jika sampai tidak jadi. Sebenarnya yang punya ide
untuk membuat acara itu adalah aku. Gayung bersambut, guru yang lainnya setuju
maka dibuatlah acara yang meriah itu. Hhee … Dengan menggunakan honda,
sampailah aku, Hepra, Syukri, dan Cik di rumah Bu Tur yang menjadi tuan rumah
untuk pesta itu. Buk Tur, ibunya, dan teman-temannya sudah menunggu serta
menyambut kami dengan hangat, sehangat cintamu padaku … (hiyyaa). Berdasarkan
keputusan bersama, kami sepakat untuk membuat acara makan sempolet. Tahukah
kalian pembaca yang budiman, sempolet itu apa ? kalau tidak tahu, let’s go …
lanjut bacanya. Hheee …
Sempolet
merupakan makanan khas Melayu. Sempolet terbuat dari sagu atau tepung tapioka
dengan isi berbagai macam lauk dan sayur. Jika dilihat secara sekilas,
bentuknya mirip dengan papeda makanan khas dari Timur Indonesia, Papua, Maluku
dan sekitarnya. Hanya saja berbeda cara masak, bahan, isi, dan cara
penyajiannya. Kalau sempolet, biasanya lauk yang digunakan adalah ketam atau
kepiting, udang, ataupun lokan. Sedangkan sayur yang sering digunakan adalah
sayur kangkung, katu, kubis atau kol, bayam, dan pakis. Namun, lauk dan sayur
bisa juga diganti dengan yang lain sesuai selera. Sedangkan papeda isi yang
biasa digunakan adalah ikan kakap, tongkol, dan berbagai jenis ikan laut
lainnya dengan sayur yang hampir sama. Untuk cara penyajiannya, sempolet antara
isi dan sagunya digabung sedangkan papeda terpisah.
Cara
pembuatan sempolet pun tidaklah susah. Gampang saja pemirsa sekalian. Tahap
pertama, haluskan bumbu (bawang putih, bawang merah, merica, cabe rawit, belacan
atau terasi, dan penyedap rasa). Sedangkan udang, ketam atau lokan dihaluskan
secara kasar. Kemudian, panaskan air di panci lalu bumbu halus dan kasar tadi.
Setelah air mendidih, masukan sayur yang sudah dipotong-potong kecil. Setelah
sayur masak, masukan sagu atau tepung tapioka ke dalam panci sampai mengental.
Jika sudah mengental, sempolet bisa langsung dihidangkan dan siap disantap.
Ketika
hidangan sudah disajikan, tanpa disuruh kami langsung mengambil sempolet itu. Maklum
way … sudah lapar … hehehe. Mau tahu kan rasanya gimana pemirsa ? nih, kukasih
sedikit testimoni mengenai rasa sempolet. Rasanya sedikit pedas karena ada
campuran merica dan cabe rawit. Lalu, sagu yang sudah tercampur dengan air dari
bahan masakan tadi sangatlah nikmat. Seperti halnya kita bermain perosotan di
kolam renang … srot … srot … mantappppp … Oh ya, sempolet lebih enak dimakan
ketika masih keadaan panas ya pemirsa. Selamat mencoba
Inilah makanan sempolet
Bu Tur dan teman-teman sedang makan sempolet
dari depan (Aku, way Syukri, way Efra, dan Way Cik)
Kalo ini papeda, makanan khas Papua dan sekitarnya
Belaras, 4 Agustus 2019
4 Comments
Wihhhhhh muuuaannntep joz lah
ReplyDeleteMantap sangat way... Bukan kaleng2... Hhee
ReplyDeleteKelihatannya enak tp sy blm coba... bila anda bisa buatkan special bt sy?😁
ReplyDeleteEnak banget buk... Harus dicoba buk... Bs buk... Mainlah k belaras... Nanti sy buatan yg spesial untuk ibuk yg cantik... Hhee. Dtnggu loh kdtangannya
ReplyDelete