Aparatur
Sipil Negara atau yang biasa disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Nah, salah satu dari Aparatur Sipil Negara itu adalah profesi guru.
Tak perlu lagi yekan, aku sebutkan dan jelaskan , apalagi kasih contoh, apa itu
guru. Hhee ... udah kayak pertanyaan ujian Bahasa Indonesia aja ... yekan way
... Tapi, tenang aja way ... aku akan tetap membahas masalah tentang guru.
Namun, bukan tentang pengertian guru dan lain sebagainya tetapi tentang filosofi
guru dari sebuah ikon yang telah dipilih para guru CPNS LATSAR ANGKATAN -33
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir.
Hari
Rabu, tanggal 28 Agustus 2019, tepatnya pukul 08.00 pagi, kegiatan kami di
dalam kelas diisi oleh pemateri Ibu Andari Dwi Utami, MH. kita sepakati
aja untuk memanggilnya Ibu Dwi. Di dalam kelas, beliau memberikan materi
tentang dinamika kelompok. Hanya saja, materi yang diberikan bukan dalam bentuk
catatan-catatan ya way ... tapi berupa gemes. Tau kan way? Kalau belum tahu,
kukasih kisinya, dalam Bahasa Indonesia artinya adalah permainan. Hhee ... Jadi,
selama mengisi materi, beliau membuat suasana kelas menjadi seru, hidup, heboh,
dan menyenangkan. Karena dari awal sampai akhir materi, kami disuguhkan dengan
berbagai macam permainan. Pokoknya way ... seheru syekali. Pasti ada yang
bertanya-tanya dalam hati, apa hubungannya dengan judul di atas ? Baiklah,
kalian akan tahu jawabannya setelah kalian membaca tulisan ini sampai tuntas. Dibaca
way ...
Permainan
pertama, diawali dengan permainan Kecek
Ambo. Aturan permainan ini adalah ketika Ibu Dwi bilang kecek ambo lalu
bilang pegang kepala, pegang hidung maka kami peserta latsar angkatan 33 harus
mengikuti perintah beliau. Namun, kalau beliau tidak mengatakan kecek ambo maka
kita tidak perlu mengikuti perintahnya. Hati-hati, Kalau sampai kita tidak
mendengar arahan dari beliau, hukuman menanti. Wadaw ... Inti dari permainan
ini yaitu melatih kita untuk taat pada perintah atasan dan melatih konsontrasi
serta daya ingat. Permainan kedua, dilanjutkan dengan tembak-tembakan. Maksudnya
bukan tembak-tembakan versinya ABG dan para penggiat cinta ya. Maksudnya gini,
kujelaskan sedikit way, permainan ini adalah permainan menyebutkan nama teman.
Sistem dan aturannya adalah kita membentuk sebuah lingkaran besar berbentuk
huruf O. Lalu, kita menyebutkan nama di samping kanan kita dan nama teman yang ada di bagian
depan kita. Kemudian, teman yang disebutkan terakhir tadi, menyebutkan juga nama
di samping kanannya dan seterusnya seperti itu. Intinya, permainan ini
fungsinya agar kita mengenal teman-teman kita dan hubungan bisa menjadi akrab.
Kalau bisa lanjut ke jenjang selanjutnya. Wkwk ... #ngarep.
Lanjut
way, permainan ketiga yaitu jus. Permainan ini kita dibagi ke dalam beberapa
kelompok. Sesuai namanya, maka nama kelompoknya pun adalah nama jus buah,
misalnya jus alpukat, jus jeruk, dan jus apel. Nah, setelah kita dibagi ke
dalam kelompok, aturan permainannya kita berdiri di dekat kursi masing-masing.
Ketika beliau bilang jus apel maka mereka yang tergabung dalam jus apel harus
berlari mencari tempat duduk yang juga berasal dari jus apel yang letak
duduknya terpisah-pisah. Begitu juga aturan untuk kelompok lainnya. Tetapi,
bila beliau hanya bilang jus maka semua kelompok harus mencari tempat duduk
tanpa melihat tempat duduk kelompoknya. Permainan ini gunanya untuk mengajarkan
kita tentang strategi yang kita pilih untuk mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan.
Terakhir,
inilah jawaban dari pertanyaan di atas tadi. Intinya inti tulisan ini way ... Kali
ini kami tidak bermain lagi seperti tadi, namun kami dibagi menjadi 4 kelompok
dan diberikan tugas untuk memilih sebuah ikon sebagai filosofi yang
melambangkan ASN, khususnya guru. Beberapa lama kemudian, setiap kelompok telah
mendapatkan masing-masing ikonnya. Hasilnya adalah .... kelompok satu memilih
ikon bunglon, kelompok dua memilih pohon pisang, kelompok tiga memilih air, dan
kelompok empat memilih pohon beringin sebagai ikonnya. Penasaran kan filosofi
dari ikon-ikon tersebut ? kalau begitu ... lanjut bacanya way.
Bunglon
adalah salah satu hewan unik dan langka. Dikarenakan kelangkaannya itu,
diharapkan guru nantinya bisa menjadi guru yang memiliki sesuatu kelebihan dan
menjadi panutan dan kebanggaan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
sekitarnya. Lalu, bunglon bisa mengubah warnanya tanpa mengubah bentuknya.
Filosofinya, peran guru tidak hanya menjadi seorang pendidik di sekolah, namun
juga bisa menjadi teman, orang tua untuk anak didiknya. Diharapkan juga, guru
bisa berbaur dan berpatisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Selanjutnya,
ketika melihat, mata kiri dan mata kanan bunglon bisa melihat ke arah yang
berbeda. Filosofinya, diharapkan para guru tidak hanya melihat dari satu sisi
saja ketika melihat suatu masalah namun juga bisa melihat dari sisi-sisi
lainnya sehingga wawasan guru itu menjadi luas. Lanjut ke ikon kedua yaitu
pohon pisang. Pohon pisang adalah pohon yang tidak akan mati sebelum pohonnya
berbuah. Filosofinya, guru tidak akan pernah berhenti mengajar, mendidik, dan
menghasilkan sebuah karya sebelum ajalnya tiba. Kemudian, semua yang ada di
pohon pisang bisa dimanfaatkan. Buahnya bisa dibuat berbagai jenis makanan,
daunnya bisa untuk pembungkus makanan dan pelindung untuk hari hujan, serta
batang bagian dalamnya bisa untuk dimakan. Filosofinya, peran guru tidak hanya
di lingkungan sekolah saja, namun juga di lingkungan masyarakat tempat
tinggalnya.
Ikon
selanjutnya yaitu air. Air adalah sumber dari segala sumber kehidupan. Artinya,
guru diharapkan bisa menjadi salah satu sumber belajar peserta didik. tidak
hanya di dalam lingkungan sekolah namun juga di luar lingkungan sekolah. Lalu,
air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Artinya adalah
guru diharapkan bisa menjadi orang yang rendah hati, tidak sombong, dan
senantiasa melayani. Kemudian, air mengisi ruang-ruang yang kosong dan bisa
menyesuaikan dengan tempatnya. Filosofinya, guru bisa menjadi penolong bagi
anak didiknya yang sedang kacau, sedih agar bangkit dari keterpurukan. Dengan
begitu guru mampu mengurangi atau bahkan bisa mengatasi masalah-masalah yang
terjadi pada anak didiknya. Ikon terakhir yakni pohon beringin. Pohon beringin
adalah pohon yang besar dan kokoh. Artinya guru harus memiliki prinsip yang
kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan keadaan apapun. Dengan begitu guru
mampu bertahan dalam situasi apapun. Kemudian pohon beringin memiliki daun yang
rindang. Artinya guru harus bisa menjadi pelindung, pengayom anak didiknya di
lingkungan sekolah maupun masyarakat di
lingkungan sekitarnya.
Itulah
hasil kegiatan latsar kami dari Ibu Dwi. Banyak ilmu yang didapatkan serta
pengalaman yang tentunya menarik untuk diceritakan. So ... bagaimana way ...
apakah kalian penasaran dengan cerita-cerita selanjutnya ... aku yakin sih iyes
... #pedenyapengenditampol. Wkwkwk ... sampai jumpa lagi way ... dadaada ....
Kelompok 2
Kelompok 3
Sarangheyo dari kami LATSAR ANGKATAN 33
Basso, 28 Agustus 2019
0 Comments