MENGINTIP ASOLOGAIMA DARI ATAP SEKOLAH
I
LOVE YOU …
PAPUA
Papua …
Sungguh elok parasmu
Bak
permadani pujaan kaum papa
Papua …
Tahukah engkau …
Pesonamu telah memikat hatiku,
Untuk datang padamu
Papua …
Terimalah aku … dengan kasih dan
sayangmu
Cintailah aku … seperti aku
mencintaimu
(Kimbim,
09 Januari 2015)
Ini
adalah sepenggal perjalanan kisahku menuju tanah Papua. Mengabdi di daerah pedalaman Papua guna
mencerdaskan anak-anak bangsa yang hidup di daerah tertinggal. Sesuai dengan
program yang saya ikuti yaitu SM-3T ( Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan,
terluar, dan tertinggal ). Masih jelas dalam ingatan saya, tanggal 28 Agustus
2014, kami berangkat dari Pekanbaru, menuju Papua tepatnya di Kabupaten Jayawijaya. Namun, ada rasa sedih yang menyelinap di dalam sanubari karena
harus berpisah dengan orang-orang tersayang, sahabat dan keluarga tentunya. Untuk 1 tahun lamanya kami tidak bertemu dan
harus menahan rindu. Inilah
pilihanku, saya
yakin banyak hikmah dari semua ini. Tanggal
29 agustus 2014 pukul 14.30 wib kami tiba di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya. Perasaan senang menyelimuti hati ini. Ternyata saya benar-benar telah menginjakkan
kaki di tanah Papua.
Keesokan harinya, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya mengadakan acara pertemuan antara kepala sekolah di Kabupaten
Jayawijaya dengan kami para guru SM-3T. Deg-degan rasanya karena sebentar lagi lokasi pengabdian kami akan
ditentukan. Ternyata saya
mendapat tugas di SMAN 1 Asologaima. Di
mana ? bagaimana
daerah di sana ? pikirku
bertanya-tanya dalam hati. Saya tidak sendirian bertugas di sana, ada satu teman yang berasal dari Kalimantan
juga mendapat tempat tugas yang sama, Ayni Rizkiana namanya. Setelah
acara itu, kami bersiap-siap untuk pergi menuju lokasi pengabdian. Selama
perjalanan menuju ke lokasi penempatan, dengan menempuh jalan yang berliku penuh dengan lubang dan kotoran babi. Kami
melihat hamparan pepohonan yang hijau, berjajar hampir di sepanjang perjalanan.
Dikelilingi oleh bebukitan dan pegunungan menyambut kami dengan keindahannya membuat
mata enggan berkedip karenanya. Saya
jadi teringat lagu yang liriknya Papua adalah surga kecil jatuh ke bumi. Keindahan
alam tanah Papua sungguh menakjubkan.
Kurang lebih 2 jam perjalanan, tibalah kami di lokasi pengabdian. Saya dan
ke-5 temanku, Jamira, Dedek, Ayni, Paul, dan Agus bergegas turun. Telah berdiri seorang bapak yang sudah menanti kedatangan kami, dialah
kepala Sekolah SMPN 1 Asologaima. Tidak lama kemudian kepala sekolah SMAN 1
Asologaima pun datang. Begitu hangat sambutan yang beliau berikan. Tanpa
banyak basa basi, kami langsung diantar ke perumahan guru di SMPN 1 Asologaima (Paul dan Agus) dan SMAN 1 Asologaima (Saya, Dedek, Jamira, dan Ayni)
tempat tinggal kami kelak selama 1 tahun. Inilah
dia posko kami, rumah sederhana yang berdindingkan papan dengan ukuran
kira-kira 4x5 meter terdiri
dari 2 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi yang berukuran minimalis. Kemudian, di samping
posko, ada kebun kol dan hipere (ubi
jalar). Hipere
adalah makanan pokok masyarakat di sini karena
setiap hari mereka selalu makan hipere.
Jadi, tidak heran kalau banyak kebun hipere
di daerah ini.
Sekolah
tempatku mengabdi sendiri, sebenarnya bisa dikatakan cukup modern, karena gedungnya sudah
berdinding semen dan fasilitasnya pun sudah lengkap seperti gedung
perpustakaan, Lab.Komputer, Lab.Mipa,
dan internet sekolah pun sudah ada. Hanya
saja fasilitas-fasilitas tersebut belum dimanfaatkan dengan maximal dikarenakan listrik belum masuk di tempat saya mengajar.
Jadi, penggunaannya hanya sesekali saja dengan mengandalkan solar sel. Kekurangan
guru juga menjadi kendala di
SMAN 1 Asologaima selama ini. Ada beberapa guru di SMAN 1 Asologaima yang akhirnya harus mengajar
2 mata pelajaran sekaligus, termasuk kami guru SM-3T. Kedatangan kami di sini, setidaknya bisa
menutupi kekurangan guru di sini walaupun sebenarnya masih kurang juga. Kepala sekolah merasa senang dan sangat
terbantu dengan kehadiran kami di sini.
Selain
permasalahan kekurangan guru, ternyata masih banyak kendala lain di sekolah ini
yaitu masalah persediaan buku siswa. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak
berjalan secara efektif. Waktu
yang dibutuhkan dalam
pembelajaran hampir seluruhnya difokuskan untuk mencatat sehingga kegiatan inti dalam pembelajaran
tidak terlaksana dengan baik. Permasalahan
lainnya yaitu murid-murid SMAN 1 Asologaima memiliki tempat tinggal yang jauh
dari lingkungan sekolah. Sebagian besar murid SMAN 1 Asologaima berasal dari
tempat tinggal yang memiliki jarak lebih dari 5 km dan harus menempuh waktu
lebih dari 2 jam untuk sampai sekolah. Bahkan ada dari mereka yang berangkat ke
sekolah pagi-pagi buta dan menempuh perjalanan melewati bukit-bukit untuk
datang ke sekolah.Tanpa saya sadari, saya bangga dengan murid-murid ini. Itulah
salah satu alasan mengapa saya memutuskan untuk tidak mengecewakan mereka di
sekolah dengan tidak membuat mereka
sia-sia datang ke sekolah. Selain adanya kekurangan-kekurangan tersebut,
terdapat juga kelebihan – kelebihan
dari SMAN 1 Asologaima. Misalnya
saja kegiatan belajar mengajar sudah terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dan anak-anaknya sudah menerapkan karakter disiplin.
Senin
pagi, tanggal 1 September 2014 adalah hari pertama kami mengajar di sini. Sebelumnya
kami melaksanakan kegiatan upacara bendera terlebih dahulu. Sedikit mengganjal
melihat kegiatan upacara bendera di SMAN ini. Mereka
menggunakan pengibar bendera dari pembawa bendera bukannya dari penggerek
bendera. Sedangkan petugas paduan suara, pada saat menyanyikan lagu wajib,
mereka memiliki nada yang kurang pas dari lagu aslinya. Dalam pengucapannya pun, vocal E hanya ada satu pengucapan
yang biasa kita sebut dengan E taling.Padahal
dalam EYD pengucapan huruf E itu ada 2, yaitu E pepet dan E taling. Sehingga
lagu Indonesia Raya terdengar aneh. Hal
itu sudah berjalan dalam waktu yang cukup lama.
Di
sekolah ini, saya
mengajar semua kelas, dari kelas X sampai kelas XII, yang semuanya terdiri dari
2 kelas. Kira-kira hampir 3 minggu, aku baru bisa
menguasai kelas karena
tidak mudah untuk menguasai kelas dan masuk ke dalam kebiasaan mereka di mana
kita sendiri tidak terbiasa dengan keadaan yang sebelumnya. Misalnya saja makan pinang di dalam kelas, meludah di dalam kelas. Kemudian, budaya hidup bersih (mandi) nampaknya
belum nampak pada kehidupan sehari-hari mereka. Sungguh sulit untuk dapat berkonsentrasi
dengan keadaan kelas yang demikian itu. Untuk mengubah kebiasaan buruk mereka
itu bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kesabaran dan usaha yang kuat untuk
bisa mengubah itu semua.
Umumnya, murid-murid di sini salah dalam penempatan huruf C,Y, dan H.
huruf C mereka sebut S, huruf Y mereka sebut J, dan huruf H mereka sebut huruf
A. kalau saya perhatikan mirip pengucapan pada zaman Indonesia tempo dulu. Mereka juga kesulitan
menyebutkan huruf NG. Kalau ada
kata yang tercantum huruf NG, mereka pasti menghilangkan huruf G-nya. Misalkan
huruf panjang … mereka membacanya
menjadi panjan.
Begitu juga kebalikannya. Huruf yang akhirannya N, mereka baca NG. Misalnya hujan mereka baca hujang. Kebiasaan pengucapan ini sepertinya sudah
menjadi kebiasaan umum masyarakat di sini. Hal
itu merupakan hambatan dalam tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan
membaca.
,Walaupun demikian, harapan besarku masih ada
untuk mereka. Berharap anak-anak Papua khususnya yang tinggal di pedalaman, walaupun dalam kondisi serba keterbatasan
mereka bisa menjadi orang yang sukses dan menjadi
manusia yang bermartabat karena
saya yakin potensi terpendam dalam diri mereka. Aamiin.
(gerbang SMA Negeri 1 Asologaima)
(Plang nama SMA Negeri 1 Asologaima)
(Halaman SMA Negeri 1 Asologaima)
(Latihan untuk upacara )
(Senam Gemufamire setiap minggunya)
(Ibadah rutin SMA Negeri 1 Asologaima)
(Ibadah rutin SMA Negeri 1 Asologaima)
(Salah satu ruang kelas SMA Negeri 1 Asologaima)
(Posko tempat tinggal kami)
2 Comments
Salam hangat. Saya juga pernah mengabdi disini. Kepala sekolahnya sangat baik dan perhatian
ReplyDeleteSalam hangat juga. Salam kenal dari saya. Ibuk guru SM-3T juga ya ? Karena sebelum saya mengajar di sana, ada guru sm3t juga .
Delete